Oppenheimer mulus melanjutkan studinya di
Cambridge University Inggris, lalu beralih ke Gottingen Jerman guna mengejar gelar PhD. Selama di Gottingen yang saat itu merupakan pusat pengembangan mekanika kuantum, Oppenheimer mendapat bimbingan dari Max Born sampai mendapat gelar PhD (tahun 1927). Setelah lulus ia pulang kampung, 2 tahun kemudian berturut-turut Oppenheimer mendirikan sekolah fisika teoretis di Institut Teknologi California dan Universitas Berkeley.
Tahun 1930-an menjadi awal keterlibatan Oppenheimer dalam dunia fisika atom dan nuklir. Oppenheimer banyak menyumbangkan pikiran dalam fisika atom dan nuklir, termasuk pikiran mula mengenai bintang neutron dan lubang hitam yang sudah diabaikan astronom dalam jangka waktu yang lama. Oppenheimer secara jelas menyumbangkan pemikirannya karena ia menentang kebangkitan kekuasaan fasisme pada era itu. Apalagi di tahun 1939, Amerika mengetahui kalau Jerman berhasil memisahkan inti atom dan mengembangkannya menjadi senjata luar biasa. Maka, untuk menandingi kekuatan Jerman itu, tahun 1941 Presiden Roosevelt membentuk
Proyek Manhattan dan menunjuk
Julius Robert Oppenheimer sebagai direkturnya.
Dalam melaksanakan tugasnya,
Oppenheimer mengembangkan bom atom berikut senjata lain di markas penelitian
Los Alamos, New Mexico. Penelitian lain juga berlangsung di
Columbia University, University of Chicago, dan
Oak Ridge, Tennessee. Saat penelitian, Oppenheimer mengundang para ahli fisika papan atas. Mereka diajak bekerjasama membuat bom atom. Dari sekian banyak ahli fisika yang hadir, akhirnya terpilih 3000 orang untuk dijadikan satu tim yang diketuai Oppenheimer.
Tanggal 16 Juli 1945 atau setelah 3 tahun bekerja keras melakukan penelitian, Oppenheimer menyaksikan uji coba ledakan
bom atom pertama di gurun
New Mexico. Banyak orang menilai, ledakan itu bakal merubah sejarah dunia untuk selamanya. Terbukti, selang sebulan setelah uji coba ledakan, dua bom atom menghanguskan
Hirosima dan
Nagasaki,
membunuh ratusan ribu orang. Keadaan ini membuat Jepang harus menyerah dan mundur dari PD II pada tanggal
10 Agustus 1945. Meski dikecam kejam karena telah membunuh ratusan ribu jiwa, bom atom temuan
Oppenheimer tetap memiliki dampak positif, karena mampu mengakhiri PD II yang sudah berlangsung lama.
Setelah Bom Atom Di Jatuhkan,